Jakarta, PenaOne – Sosiolog dari Universitas Nasional Jakarta, Nia Elvina melihat manuver yang dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) khususnya soal penolakan harga bahan bakar minyak (BBM) dirasa tidak konstruktif. Di sisi lain, PKS dinilai tidak konsisten ini terlihat selalu bersebrangan dengan kebijakan pemerintah.
“Dari moralitas, Islam kan jujur, apalagi PKS Partai Agama, PKS kan koalisi, kan kita terlihat tidak konsisten, masyarakat menganggap PKS tidak jujur,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam diskusi rutin yang diselenggarakan PenaOne.com bertajuk “Kenaikan BBM, PKS “Murtad” atau Demokrat Penakut?” di ruang redaksi PenaOne, Jalan H Ten IV, Rawasati, Jakarta Timur, Senin (10/6/2013).
Masalah yang membelit PKS, lanjut dia, yang dibeberkan oleh media adalah dari korupsi sosialnya, dengan menolak kenaikan harga BBM itu dapat memulihkan elektabilitas partai. Disamping itu, posisi Partai Demokrat tidak terlihat tegas ini membuat PKS masih bertahan di Sekretariat Gabungan (Setgab) koalisi.
“Salah satu karakter pemerintah, tidak tegas, dalam koalisi itu harusnya ada sanksi. Demokrat dan PKS tidak sama tinggi,” imbuh pengamat berambut pendek itu.
Menurutnya ketidak tegasan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua Setgab koalisi dimanfaatkan oleh PKS dalam menjalankan manuver politik.
“Peran parpol sangat penting menmbangun demokrasi pancasila, kita ??sama-sama mendorong, supaya ada perbaikan masa tenggang ini,” kata perempuan berkacamata itu. (ami)
– See more at: http://penaone.com/sosiolog-unas-manuver-pks-tidak-konstruktif.html#sthash.Zle2N3LQ.dpuf