Jakarta (UNAS) – Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional (UNAS) ajak para mahasiswa untuk mengenal peluang karir ketika lulus dari bangku kuliah. Hal ini dilakukan melalui seminar bertajuk ‘Prepare Your Career Path on International Level. Makximizing Public Administrations Graduates Career Oppoturnities Beyond Goverment Sectors’, di Ruang Kelas 1.008 UNAS, Sabtu, (22/06).
“Terdapat banyak peluang karir bagi para lulusan Prodi Administrasi Publik. Oleh karena itu, para mahasiswa harus mengenal betul peluang tersebut dan memaksimalkan potensinya sejak perkuliahan, agar dapat bersaing dilapangan nantinya,” ujar Dosen Prodi Administrasi Publik FISIP UNAS, Khoirul Abror Ad-Dluha Ghoni dalam paparannya di seminar ini.
Sekretaris Prodi Administrasi Publik itu menambahkan, era globalisasi saat ini berdampak pada persaingan dunia kerja yang semakin ketat. Tidak hanya bersaing dengan para lulusan dari dalam negeri, tetapi juga dengan lulusan dari luar negeri.
“Kemudian bagaimana cara para mahasiswa agar dapat bersaing? Jawabannya ialah mendalami beberapa kompetensi seperti analytical skills, leadership and management skills, policy formulation and implementation, serta ethical decision-making. Hal ini juga yang mahasiswa akan pelajari di bangku kuliah,” jelasnya.
Ia melanjutkan, para lulusan Prodi Administrasi Publik juga tidak hanya bisa berkarir sebagai analis kebijakan, birokrat, peneliti, atau fasilitator publik. “Peluang kerja bagi bagi para lulusan itu sangat luas, mereka juga bisa bekerja di perusahaan startup, multinational company, management trainee, sales and marketing, influencer, dan lain sebagainya,” tutur Khoirul.
Dalam kesempatan yang sama, Technical Assisant for Youth Engagement UNDP, Randha Sandhita menuturkan bahwa, dalam menghadapi persaingan dunia kerja tersebut, para mahasiswa juga harus mendalami teknologi Artificial Intelligence atau AI.
“Saat ini AI menjadi teknologi yang berdampingan dengan kita di kehidupan sehari-hari. AI juga kerap memberikan dampak pada dunia pekerjaan seperti dapat meningkatkan efisiensi dan produkivitas, pengambilan keputusan, serta menciptakan peluang kerja baru,” paparnya.
Randha menambahkan, mulai sejak bangku kuliah, teknologi tersebut perlu terus didalami karena pada tahun 2030, Indonesia membutuhkan 9.000.000 talenta digital.
Sementara itu, Category Manager at GGF, Afif Linofian mengatakan bahwa dalam proses menambah skill dan menggali potensi diri, para mahasiswa perlu mencapai 4 goals preparation yakni be kind, be grateful, be patient, dan be sincere.
“Empat hal tersebut merupakan modal dasar bagi para mahasiswa untuk bisa meniti karir secara profesional di dunia pekerjaan. Mudah-mudahan dapat terus diterapkan hingga lulus nantinya,” kata Afif yang merupakan ex multinational company itu.
Ia juga menuturkan bahwa para mahasiswa harus aktif dalam mencari relasi dan jaringan kerja, serta aktif di sosial media dengan personal branding masing-masing.(NIS)