JAKARTA (UNAS) – Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional (UNAS) program studi Magister Ilmu Administrasi Publik (MIA) melangsungkan yudisium tahun akademik 2018/2019, Sabtu (12/04) di Menara UNAS, Ragunan, Jakarta Selatan. Yudisium ini pertama kalinya digelar oleh MIA dengan meluluskan 27 Mahasiswa.Ketua program studi MIA, Drs. Rusman Ghazali, M.Si. mengatakan, yudisium merupakan bagian dari rangkaian penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi yang mesti dilakukan oleh setiap program studi. Dengan adanya yudisium ini, dikatakan bahwa Mahasiswa MIA telah menyelesaikan secara tuntas proses akademik dan administrasi.
“Mereka telah menyelesaikan rangkaian proses pembelajaran seperti lulus mata kuliah, lulus seminar hasil penelitian, dan juga lulus ujian tesis. Yudisium ini juga memberikan pengakuan secara resmi kepada Mahasiswa bahwa mereka telah sah menyandang gelar Magister dan menjadi alumni MIA,” jelasnya dalam sambutan.Selain itu, lanjut Rusman, yudisium ini juga memberikan pencerahan kepada alumni untuk terus menjadi bagian dalam segala proses penilaian akreditasi. Menurutnya, alumni menjadi hal yang penting dalam memajukan status program studi. “Saya berharap hubungan prodi dengan alumni akan terus berjalan dengan baik,” harapnya.
Ia juga berpesan kepada lulusan untuk terus melahirkan inovasi-inovasi dalam berpikir dengan menggunakan konteks keilmuan yang selama ini telah dipelajari. “Predikat Magister yang telah diraih kalian kembangkan, karena ada tanggung jawab pengabdian kepada publik atau masyarakat. Tanggung jawab keilmuan, inovasi dan terus memberikan kontribusi dalam pembangunan masyarakat dan negara,” tambahnya.Sebagai penerus bangsa, ia berharap para alumni dapat menjadi warga negara yang kritis dalam penyelenggaraan negara untuk membangun negeri ini lebih baik. “Saya harap para lulusan bisa sadar dalam bernegara, sadar dalam kebijakan, dan pemerintahan. Selain itu, semua ilmu dapat dikontribusikan untuk kepentingan publik dan negara,” terangnya.
Sementara itu, lulusan terbaik MIA, Andri Meiriki mengatakan, banyak ilmu dan juga pengalaman yang ia dapatkan selama menempuh S2 di MIA Universitas Nasional. “Menurut saya universitas ini mengedepankan kebersamaan di dunia pendidikan serta toleransi dan kebersamaan. Menempuh pendidikan satu setengah tahun di UNAS memberikan pencerahan bagi saya untuk bisa mengenal banyak kehidupan,” jelas Andri yang juga berprofesi sebagai dosen itu.Guna menjadi lulusan terbaik dan lulus tepat pada waktunya, ia berpesan untuk selalu fokus dengan pendidikan, bersungguh-sungguh serta kritis terhadap sesuatu. “Yang pastinya setiap mengerjakan sesuatu selalu serius dan berkomitmen untuk memberikan hasil yang terbaik. Semoga para alumni MIA nantinya bisa terus menjaga nama baik almamater,” tutupnya.
Adapun lulusan terbaik dari MIA diantaranya Andri Meiriki dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,89, Baid Yunita Ari Sandi dengan IPK 3,87, serta Tetty Hastuti dan Eriz Pramuditya Wiweka dengan IPK 3,82.(#NIS)