Jakarta (Unas) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Doktor Ilmu Politik kembali melahirkan Doktor Ilmu Politik ke- 32 Ia adalah Nanang Kurniawan, S.Pd, M.Pd. Ia berhasil meraih Doktor setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul “Isu Simpatisan PKI di PDI Perjuangan Pada Pemilu Tahun 2014 dan 2019 (Studi Kasus Isu Simpatisan PKI Yang Ditujukan Kepada Ribka Tjiptaning Dan Rieke Diah Pitaloka Pada Pileg 2014 dan 2019)” pada sidang senat terbuka promosi Doktor Bidang Ilmu Politik di Ruang Seminar Lt. 3 Menara Unas Ragunan, Senin, (28/8).
Nanang dipromotori oleh Dr. Isbodroini Suyanto, M.A. dan di Ko-promotori Drs. Firdaus Syam, M.A., Ph.D. adapun penguji yang menguji Nanang yaitu Prof. Dr. Nurliah Nurdin, M.A., Prof. Dr. Maswadi Rauf, M.A., Dr. TB. Massa Djafar, M.Si., Drs. Firdaus Syam, M.A., Ph.D. dan diketuai oleh Prof. Dr. Umar Basalim, DES.
Dalam disertasinya, Nanang mencoba menguji teori Erving Goffman dan Herbert Feith dan Lance Castles. Dari risetnya itu, Ia menemukan bahwa isu simpatisan PKI yang ditujukan ke Ribka Tjiptaning dan Rieke Diah Pitaloka dari PDI Perjuangan pada pemilihan umum legislatif tahun 2014 dan 2019 tidak dapat mempengaruhi masyarakat.
“Mereka berdua terpilih menjadi anggota DPR RI. Melalui kinerja mereka berdua yang berjuang di DPR dan bekerja untuk melayani dan membantu masyarakat melalui program-program yang mereka berikan langsung ke masyarakat, pandangan stigma yang mereka terima tidak dapat menghambat mereka untuk terpilih menjadi anggota DPR RI,” tulis Nanang dalam disertasinya.
Ia juga menyebut bahwa isu simpatisan PKI yang dilempar ke PDI Perjuangan digunakan sebagai alat politik untuk mengalahkan lawan-lawannya dan dengan tujuan untuk memperoleh kemenangan di setiap kontestasi politik yang terjadi mulai dari pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pemilihan anggota DPR RI, pemilihan anggota DPRD tingkat satu sampai tingkat dua, dan pemilihan kepala daerah.
Nanang pun membeberkan bahwa meskipun isu simpatisan PKI disebut ada di tubuh PDI Perjuangan tapi tidak mempengaruhi keberhasilan kader PDI Perjuangan yaitu Ribka Tjiptaning dan Rieke Diah Pitaloka untuk memenangkan pileg dua kali berturut-turut. Menurutnya, keberhasilan itu tidak terlepas dari usaha kerja keras dari semua unsur dalam partai itu sendiri mulai dari anggota, pengurus struktural partai, kader partai dan adanya dukungan dari kalangan masyarakat itu sendiri.
Selain itu, aksi-aksi yang dilakukan kedua kader perempuan itu juga disebut sangat membantu masyarakat. “Cara Ripka merespon isu-isu negatif itu yaitu dengan membantu masyarakat, misalnya mendirikan rumah sakit gratis bagi yang tidak mampu, memberikan pengobatan gratis untuk wilayah kecamatan, kota dan kabupaten Sukabumi. Hal itu juga dilakukan oleh Rieke dengan membela kaum perempuan yang tertindas dan memberikan bantuan advokasi kepada buruh dan kegiatan sosial lainnya seperti memberikan bantuan kepada korban banjir dan memberikan bantuan sembako kepada masyarakat miskin di Bekasi,” jelas Nanang yang juga Pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Tangerang.
Setelah memaparkan disertasinya selama 15 menit, Nanang pun diuji dengan pertanyaan dan sanggahan yang diajukan oleh penguji. Setelah pengujian selesai, sidang ditunda selama 15 menit untuk memberikan penilaian kepada promovendus. Para penguji pun pergi ke ruang senat untuk mengadakan rapat tertutup.
Setelah 15 menit berlalu, ujian sidang kembali dilanjutkan dengan agenda pengumuman dan pelantikan promovendus. Pada pengumuman ini, Nanang dinyatakan lulus dengan predikat ‘Memuaskan’. Ia pun dilantik oleh Dr. Isbodroini Suyanto, M.A sebagai promotor.
Sidang pun ditutup dengan pemberian kesan dan pesan dari Nanang selama mengenyam pendidikan S3 di Unas.
Selain tamu undangan yang hadir, dalam sidang terbuka ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan DR. Ir. Hasto Kristiyanto, M.M. yang turut menyaksikan jalannya sidang. (*DMS)