Jakarta (UNAS) – Di zaman dulu, rempah menjadi hal yang sangat penting. Bahkan, berbagai negara memiliki jalur rempah untuk kegiatan perdagangan. Terdapat banyak keuntungan dari adanya jalur rempah. Salah satunya, terjadi perubahan sosial bagi suatu daerah yang terlewati jalur tersebut.
Dalam sejarah tercatat bahwa rempah-rempah Nusantara telah lama meninggalkan jejak di Italia dan Eropa pada umumnya. Sejarah mencatat, salah satu faktor pendorong utama Era Ekspansi Eropa (sekitar 1300-1600 M) adalah pencarian akses langsung ke pasar rempah-rempah Timur yang sangat menguntungkan. Dari cengkeh hingga pala, rempah bukan hanya sejarah mereka adalah harapan masa depan.
Ketua Prodi Doktor Ilmu Politik UNAS Dr. Tb. Massa Djafar, M.Si.
Pada masa saat ini, rempah menjadi salah satu komoditas dalam mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia. Namun dalam praktiknya, terdapat beberapa masalah yang kerap dialami oleh pelaku-pelaku rempah mulai dari kurangnya fasilitas dan alat untuk bertani yang lebih baik, adanya hama dan penyakit, dampak akibat perubahan iklim, pengetahuan petani yang minim tentang praktik baik budidaya rempah, tuntutan pasar global untuk rempah-rempah yang berkelanjutan, hingga berkurangnya jumlah petani karena profesi ini belum bisa menunjang kesejahteraan yang lebih baik.
Berangkat dari hal tersebut, Program studi Doktor Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional (FISIP UNAS) menyelenggarakan Kuliah Umum bertajuk “Kuliah Umum Ekonomi Politik Rempah : Jalan Ekonomi Hijau Indonesia”. Acara ini diselenggarakan di Ruang Seminar Lt. 3, Kampus Menara UNAS, Ragunan, Rabu, (30/4).
Moderator/ Dosen Doktor Ilmu Politik Unas Prof. Dr. Herman Hidayat saat memandu jalannya kuliah umum.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Ketua Prodi Doktor Ilmu Politik UNAS Dr. Tb. Massa Djafar, M.Si., Sekretaris Program Studi Doktoral Ilmu Politik Dr. Safrizal Rambe, S.I.P., M.Si., Ketua Umum Sarekat Hijau Indonesia (SHI) Ade Indriani Zuchri. Sh.M.Sos., Dosen Doktor Ilmu Politik UNAS Prof. Dr. Herman Hidayat, Ketua Dewan Pembina SPPGI (Serikat Petani Pengusaha Gaharu Indonesia) Dr. H. A Mursalin.HA., Ssi., SH., M.Si., dosen serta para mahasiswa dari jenjang S1, S2 dan S3 Ilmu Politik UNAS. Pada kegiatan ini turut mengundang narasumber yaitu Prof. Jesus Mourelo Gomez selaku Dosen Rey Juan Carlos University, Spanyol.


“Oleh karena itu, kami mempromosikan tentang jalan ekonomi hijau ke berbagai tempat. Dan sebagai upaya lain adalah kami mendatangkan satu tenaga ahli yang akan bekerja membantu SHI selama satu tahun ke depan yaitu Prof. Jesus Mourelo Gomez dari Rey Juan Carlos University, Spanyol. Jadi mudah-mudahan tahun ini sampai tahun depan, kami akan bekerja untuk mewujudkan desain dan konsep gagasan itu,” tambah Ade.
Ketua Prodi Doktor Ilmu Politik UNAS Dr. Tb. Massa Djafar, M.Si., mengatakan bahwa kuliah umum diselenggarakan berkat kerja sama antara Program Doktor Ilmu Politik UNAS dengan Sarekat Hijau Indonesia (SHI). “Ini (Kuliah Umum) adalah satu event yang diselenggarakan oleh program Pascasarjana khususnya program Doktoral pada mata kuliah politik lingkungan. Juga dalam kegiatan ini kami bekerja sama dengan Sarekat Hijau Indonesia,” kata Massa Djafar.
Ketua Pembina Serikat Petani Gaharu Indonesia Dr. Akbar Mursalin saat menyampaikan sambutan dalam acara Kuliah Umum Program Studi Doktor Ilmu Politik FISIP Universitas Nasional “Ekonomi Politik Rempah : Jalan Ekonomi Hijau Indonesia”.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya mengembangkan pengetahuan dalam bidang akademik saja. Namun juga membangun kolaborasi dengan berbagai pihak. “Ini bukan hanya event akademik saja tapi juga sekaligus ingin membangun kolaborasi jadi tidak hanya berteori di dalam kelas saja,” ujarnya. (*DMS)