Pusat Kajian Sosial Politik (PKSP) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang kesekian kalinya. Pada tanggal 1 Juli 2021 FGD yang diselenggarakan mengusung tema “Kebangkitan Industri Tekstil Indonesia”. Pelaksanaan FGD dilaksanakan secara luring di Hotel Harris, Jakarta Selatan dengan disiplin protokol kesehatan dan dilaksanakan secara daring melalui zoom.
Pemateri yang diundang pada FGD tersebut dari para akademis dan praktisi yang ahli dan telah lama berkiprah di bidang industri tektil. Pemateri tersebut yaitu Dr. Made Adnyana, SE., M.M. (Dosen Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional, Jakarta), Dr. Mukhaer Pakkana, SE., M.M. (Pengamat Ekonomi, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Dahlan, Jakarta), Dr.Ir. Soleh Rusyadi Maryam, M.M. (VP PT.Sucofindo – Persero), Bachrul Chairi, SE., MBA. (Ketua Komite Anti Dumping Indonesia, Kemendag), Rizal Tanzil Rakhman (Sekretaris Jendral Asosiasi Pertekstilan Indonesia).
Kegiatan FGD juga melibatkan Mahasiswa dan Dosen dari Universitas Nasional, Universitas Hasanuddin, dan Institut Teknologi dan Bisnis Dahlan. Pada pembukaan FGD dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional, yaitu Bapak Aos Yuli Firdaus, S.I.P., M.Si. FGD berlangsung sekitar dua jam, mulai dari jam 13:30 s.d 16:00 WIB.
Dalam diskusi tersebut, pemateri Prof. I Made Adnyana, S.E.M.M. menjelaskan data dari kemenperin tahun 2018 bahwa terdapat lima sektor industri yang menjadi prioritas Indonesia dalam menyongsong industri 4.0, antara lain industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, otomotif, elektronik dan kimia. Lebih lanjut Prof. I Made Adnyana menjelaskan bahwa industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) memberikan kontribusi yang cukup besar terhadp pertumbuhan ekonomi, selain menciptakan lapangan kerja yang cukup besar, industri ini juga mendorong peningkatan investasi di dalam dan luar negeri. Telah diketahui bahwa industri TPT merupakan industri padat karya yang telah berkontribusi 6,39 persen dari total PDB (Produk Domestik Bruto) sejak tahun 2018.
Dr. Mukhaer Pakkana, SE., M.M. juga memaparkan data bahwa pada tahun 2018 industri tekstil salah satu industri yang berperan penting. Kontribusi ekspor 10,52% dari total ekspor nasional (terbesar kedua setelah CPO). Selain itu juga menyerap tenaga kerja 4,65 juta orang (Kemenperin, 2019), sekitar 20% dari total tenaga kerja di industri pengolahan. Salah satu industri prioritas dalam Making Indonesia 4.0, namun sayangnya industri tekstil terkontraksi parah sejak pandemi covid-19. Sebelumnya rerata 9,3% dalam tiga tahun terakhir.
Dinamika perkembangan industri TPT selalu mengalami perubahan, hal tersebut dikarenakan banyak tantangan yang dihadapi oleh industri TPT. Menurut pemateri Bapak Rizal Tanzil Rakhman beberapa tantangan yang dihadapi industri TPT Nasional dari sisi internalnya yaitu: (1) Lemahnya perlindungan pasar domestic dari tindak predatory pricing barang impor, (2) Masih banyak kebijakan perdagangan yang cenderung membuka jalan bagi impor, (3) Kurangnya dukungan dalam optimalisasi integrasi rantai pasok di dalam negeri. Sedangkan dari sisi eksternalnya yaitu: (1) Pemulihan ekspor nasional belum optimal, (2) Biaya ekspor yang tinggi sehingga melemahkan daya saing, (3) Ketidaksetaraan playing field dengan Negara pesaing.
Pada masa pandemi covid-19 pertumbuhan TPT juga mendapat dampak yang cukup signifikan, sehingga dibutuhkan strategi industri TPT untuk dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada dan tepat beroperasi dengan maksimal. Lebih lanjut, Bapak Rizal Tanzil Rakhman menjelaskan beberapa strategi bertahan dan pemulihan yang dapat dilakukan oleh industri TPT selama pandemi covid 19, diantaranya yaitu: (1) Penjaminan pasar domestik bagi industri dalam negeri, (2) Menghentikan impor non produktif, (3) Penyesuaian biaya ekspor dan akses logistik, (4) Peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pemateri Dr. Ir. Soleh Rusyadi Maryam, M.M. menambahkan bahwa Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor (VPTI) juga dapat memberikan peranan yang cukup signifikan bagi industri TPT utamanya di masa pandemi covid 19, yaitu menjadi bagian dari upaya pengamanan pasar dalam negeri dari produk TPT impor non-prosedural, memastikan kesesuaian teknis bahan baku dan bahan penolong industri TPT nasional, dan dapat menajdi bagian dari upaya peningkatan pengelolaan basis data perdagangan internasional. (Ich)