Jakarta (Unas) – Program studi Hubungan Internasional Fisip Unas bersama Center for Australian Studies (CFAS) menyelenggarakan Visiting Lecturer dengan menghadirkan narasumber yaitu Prof. Rory Medcalf selaku Head of the National Security College at the Australian National University, pada Jumat, 1 Desember 2023, di Ruang Rapat Fisip, Blok 1 Lt. 3 Unas. Adapun topik pembahasan dalam kegiatan ini yaitu ‘Australia and Indonesia Position in Regional Security Stability’.
Acara yang diselenggarakan secara Hybrid, turut dihadiri oleh Wakil Dekan Fisip Unas Bidang Administrasi Umum dan Akademik Dr. Aos Yuli Firdaus, S.I.P., M.A.P., Ketua Program Studi Hubungan Internasional Harry Darmawan, S.Hum., M.Si., Sekretaris Program Studi Hubungan Internasional Gulia Ichikaya Mitzy, S.I.P., M.A., Kepala Biro Administrasi Kerjasama Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si., Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unas Dr. Anita Rosana, M.A. serta para mahasiswa.
Wakil Dekan Fisip Unas Bidang Administrasi Umum dan Akademik Dr. Aos Yuli Firdaus, S.I.P., M.A.P., mengatakan, kegiatan Visiting Lecturer adalah bentuk dari pengembangan mata kuliah yang ada di Prodi HI dan juga pengembangan dari Pusat studi Australia. Terkait dengan pembahasan dalam kegiatan ini, Aos menerangkan bahwa topik yang dibahas sangat relevan dengan situasi hubungan Indonesia dan Australia saat ini. Menurutnya, hubungan Indonesia dan Australia memiliki sensitivitas yang tinggi dan mengalami pasang surut.
Namun, disisi lain hubungan ke-2 negara ini sangat strategis khususnya terkait dengan stabilitas Kawasan. “Ketika Indonesia dan Australia berhubungan baik maka stabilitas kawasan itu juga akan tercipta dengan baik dan damai. Tapi disisi lain ketika hubungan ke-2 negara renggang dan itu sempat terjadi maka stabilitas kawasan pun menjadi sorotan dunia internasional,” ungkapnya saat ditemui usai acara.
Ia melanjutkan, stabilitas Kawasan juga menjadi perhatian dari AUKUS yang memberikan pandangannya terkait dengan peningkatan kapasitas dan kapabilitas serta perannya dalam mengimbangi ketegangan di Laut Cina Selatan. “Jadi kita ingin tahu bagaimana perspektif Prof. Rory Medcalf terkait dengan eksistensi AUKUS dalam menangani atau merespon peningkatan Cina dalam penguasaan laut Cina Selatan,” ucap Aos.
Sebelum mengakhiri pernyataannya, Aos pun berharap agar mahasiswa lebih paham tentang dinamika dan juga geopolitik di Kawasan pasifik terutama antara Australia dan Indonesia serta isu Laut Cina Selatan yang selalu menarik untuk dikaji. (*DMS).